Selasa, 04 Desember 2018

Menyaksikan fenomena “Gerhana Kalong” di senja hari: Pulau Kalong


Pulau Kalong terletak di antara gugusan pulau pulau kecil di kawasan Taman Nasional Komodo, Pulau Kalong merupakan tempat bersarang jutaan kelelawar dengan berbagai ukuran. Gugusan pulau-pulau kecil yang masuk ke dalam area Taman Nasional Komodo memiliki karakteristik tersendiri yang masing-masing kaya akan keanekaragaman flora ataupun faunanya baik yang di daratan ataupun di bawah lautnya. Mungkin jarang terlihat hewan-hewan khas darat yang berkoloni di suatu pulau. Kebanyakan memang gugusan pulau-pulau tersebut menyimpan keindahan di bawah lautnya.

Dari sekian banyak pulau tentu Pulau Komodo dan Pulau Rinca yang lekat di ingatan wisatawan sebagai pulau yang merupakan habitat endemik hewan daratan yaitu komodo. Akan tetapi, ada satu buah pulau yang ternyata menyimpan keistimewaan khusus sebagai habitat ribuan hewan yang tinggal di sana dan menjadi tujuan wisatawan juga yang hanya bisa melihatnya dari atas kapal di pinggir pulau. Pulau tersebut dinamakan Pulau Kalong. Dari namanya saja sudah tentu tahu bahwa hewan yang bermukim sampai membentuk ribuan koloni adalah kelelawar atau kalong.
Pulau Kalong ini terletak sekitar 8 km dari Pelabuhan Labuan Bajo yang bisa ditempuh dengan perjalanan laut selama kurang lebih 1 jam. Pulau ini merupakan kawasan hutan bakau yang perannya penting dalam keseimbangan alam khususnya lautan. Sebagai habitat asli kelelawar atau kalong, tentu bila datang ke pulau ini saat matahari terang bersinar tidak akan ada kelelawar yang berlalu-lalang terbang, yang ada hanya pemadangan kelelawar-kelelawar tersebut tidur bergelantungan di pohon-pohon yang ada di seluruh pulau.
Biasanya kawasan pulau kalong ini menjadi salah satu tujuan wisatawan yang mengikuti sailing trip untuk melihat ribuan kawanan kelelawar beranjak dari peraduannya dan menghiasi langit terbang menuju daratan Pulau Flores saat matahari terbenam sekita pukul 6-an WITA. Pastikan kapal menepi ke sisi di mana matahari terbenam di depan mata kita dan keindahan kekuasan Sang Pencipta pun akan segera disaksikan, saat cahaya jingga dari matahari senja menerangi langit ribuan hewan hitam kecil nan lincah ini terbang sambil mengeluarkan suara-suaranya yang gemuruh menuju arah Labuan Bajo dan sekitarnya.
Momen tersebut memang sudah sengaja dirancang untuk bisa disaksikan wisatawan sehingga perjalanan menuju Pulau Kalong biasanya saat sore hari. Biasanya Pulau Kalong ramai saat matahari terbenam dan sekaligus suka dijadikan lokasi menepinya para kapal untuk stay overnight sampai esok pagi melanjutkan perjalanan. Faktor mengapa banyak kapal yang menepi di kawasan Pulau Kalong adalah selain karena lokasinya yang dekat dari Pulau Rinca (tujuan utama sailing trip), tapi juga karena dianggap aman dari arus laut pasang di Laut Flores yang cukup kejam sebab adanya tanaman bakau yang bisa menahan deburan ombak serta arus.


Selain itu, sensasi untuk menginap di habitat hewan yang dianggap simbol horor itulah yang juga meninggalkan kesan tersendiri untuk para wisatawan karena “thrilling sensation” tersebut. Jangan takut dengan keberadaan kelelawar tersebut yang terkesan seram karena kelelawar/kalong yang tinggal di pulau ini semuanya pemakan buah (herbivora) yang mencari makanannya dari pohon-pohon buah di sekitar Pulau Flores.
Pulau Kalong ini tidak berpenghuni dan tidak pula dapat dimasuki oleh manusia sebab topografi sekeliling pulau yang memang didominasi oleh tanaman bakau yang rapat sehingga susah sekali dilewati oleh manusia. Selain itu, konon di pulau ini juga terdapat koloni ekor ular phyton yang menjadi predator kelelawar dan juga bisa mengancam keselamatan manusia yang memaksa masuk menjelajahi pulau. Dahulu sudah pernah ada cerita manusia yang mencoba menjelajahi masuk ke Pulau Kalong, namun ia tidak kembali lagi keluar bahkan tidak ditemukan.
Hal itu semakin menguatkan dugaan bahwa pulau ini juga merupakan rumah bagi para ular phyton yang memang suka hidup di tempat lembap. Namun jangan takut untuk sekedar singgah di pinggir pulau ini karena belum pernah ada cerita selama ini yang menyebutkan bahwa ular phyton tersebut datang mengganggu wisatawan yang ada di atas kapal. Beberapa tips untuk Anda yang berniat menghabiskan senja sambil melihat matahari terbenam di sini adalah yang pertama adalah pastikan Anda mengabadikan momen saat terbenamnya matahari menjadi latar ribuan kelelawar itu terbang yang tampak seperti titik-titik hitam menutupi jingganya matahari senja.
Kedua, momen tersebut sangat pas ditemani kopi Flores panas yang terkenal memiliki rasa khas sedikit asam, pasti itu akan menambah sensasi Anda berada di pinggir Lautan Flores menyaksikan keindahan ala Indonesia Timur. Jika Anda memutuskan untuk menginap di pinggir pulau jangan lupa membawa pakaian hangat sebab angina laut saat malam hari lebih dingin daripada AC dan cenderung membuat masuk angin.
Untuk dapat menikmati fenomena alamiah pulau ini Anda bisa memilih travel sailing trip yang menawarkan overnight stay di Pulau Kalong, biasanya harga sailing trip berkisar dari 1-2 juta untuk yang dari Labuan Bajo ke sekitar TNK atau bisa lebih dari 3 juta rupiah untuk perjalanan dari/ke Lombok-Labuan Bajo.







1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

OSPOR PEGUYUPAN KODIM MABAR NTT

OSPOR peguyupan kodim, jadi kepanjangke dari OSPOR ini adalah, orientasi pengenalan organisasi. jadi ospor ini bertujuan untuk membina men...

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Blogger templates